Ekspresi | PHINUESIAL |
Petunjuk Nabi ﷺ dalam mengatasi marah
Pondok Terapi | Marah termasuk sifat bawaan pada manusia yang
sebenarnya mengandung kemaslahatan dan manfaat. Sebab, dikatakan Syaikh Shaleh
al-Fauzaan hafizhahullah, dalam Al-Minhah
ar-Rabbâniyyah Fi Syarhil Arba’în Nawawiyyah hlm. 161:
Orang yang tidak bisa marah, terdapat
kekurangan pada dirinya. Hanya saja, kemarahan itu harus diterapkan pada
tempatnya. Bila melampaui batas dan rambunya, maka akan menimbulkan bahaya. Sehingga akan merugikan dan menjadi sifat
tercela.
Sebelum memuntahkan amarah kepada orang lain
atau benda sekalipun, baiknya orang memperhatikan hadits berikut yang berisi
pesan Rasulullah ﷺ kepada seseorang yang meminta nasihat dari
beliau.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Dari Abu Hurairah ra berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi ﷺ :
“Berilah aku wasiat”.
Beliau menjawab: “Janganlah engkau marah”.
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun)
Nabi (selalu) menjawab, “Janganlah engkau marah”. HR. al-Bukhâri no.6116
Pesan hadits di atas sudah sangat jelas mengenai celaan terhadap marah, sehingga juga memperingatkan orang agar menjauhi faktor-faktor pemicunya, seperti kami kutip dari Silsilah al-Manâhi asy-Syar’iyyah (4/37).
Satu jawaban yang sama dilontarkan
Rasulullah ﷺ untuk merespon satu permintaan yang
diulang-ulang menjadi petunjuk adanya efek besar yang ditimbulkan oleh emosi.
DUNIA PUSTAKA
Menyediakan Buku Pelajaran Sekolah
Oleh karena itu, dalam beberapa hadits, Nabi ﷺ telah
menghadirkan beberapa terapi nabawi untuk meredam emosi:
Pertama, Membaca isti’âdzah (doa mohon
perlindungan) dari setan yang terlaknat.
سَمِعْتُ سُلَيْمَانَ بْنَ صُرَدٍ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَغَضِبَ أَحَدُهُمَا فَاشْتَدَّ غَضَبُهُ حَتَّى انْتَفَخَ وَجْهُهُ وَتَغَيَّرَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ
Diriwayatkan dari Sulaimân bin Shurd ra berkata, “Aku pernah duduk di samping Nabi saat dua orang lelaki tengah saling caci. Salah seorang dari mereka telah memerah wajahnya, dan urat lehernya tegang.
Beliau bersabda, “Aku benar-benar mengetahui
perkataan yang bila diucapkannya, niscaya akan lenyap apa (emosi) yang ia
alami. Andai ia mengatakan: a’ûdzu billâhi minasy syaithânir rajîm, pastilah
akan lenyap emosi yang ada padanya [HR. al-Bukhâri no. 3282, Muslim no. 2610]
Landasan hadits ini adalah firman Allah Azza
wa Jalla
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۚ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan jika setan datang menggodamu, maka
berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui (al-A’râf [07] :200)
Kedua, Mengambil air wudhu Dari Athiyyah as-Sa’di ra berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.
Ketiga, Menahan diri dengan diam Dari Ibnu Abbaas dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
Barang siapa marah, hendaknya diam (dulu)
Keempat, Mengubah posisi dengan duduk atau berbaring
dari Abu Dzarr ra dari Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ فَإِذَا ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلاَّ فَلْيَضْتَجِعْ
Jika salah seorang dari kalian marah saat
berdiri, hendaknya ia duduk, kalau belum pergi amarahnya, hendaknya ia
berbaring (Hadits shahih)
Kelima, Mengingat-ingat keutamaan orang yang sanggup menahan emosi dan bahaya besar yang timbul dari luapan amrah yang akan dijauhkan dari taufik. Dari Muâdz Radhiyallahu anhu Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذهُ دَعَأهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُوْرِ مَا شَاءَ
Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan. (Hadits shahih).
Wallâhu a’lam.
Silakan Klik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar